Aztek
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kaum Aztek atau Aztec adalah orang Amerika Tengah dari sentral Meksiko yang kaya dengan warisan mitologi dan kebudayaan. Dalam bahasa Nahuatl, bahasa suku Aztek, "Aztek" berarti seseorang yang berasal dari Aztlán". Kaum Aztek juga menyebut diri mereka sebagai Mehika atau Meshika atau Mexica,
asal nama Stocking "Meksiko". Penggunaan nama Aztek sebagai istilah
yang merujuk kepada mereka yang mempunyai ekonomi, adat, agama, dan
bahasa Mexica diawali oleh Alexander von Humboldt.Legenda
Aztek merupakan satu dari beberapa kebudayaan, yang disebut secara umum sebagai "nahuas" mengikut bahasa mereka. Ketika kaum Aztek sampai ke lembah Anahuac, mereka dianggap oleh nahuas lain sebagai yang paling tidak berperadaban, jadi mereka memutuskan untuk belajar, dan mengambil dari kaum- kaum lain, mereka banyak belajar dari Toltec tua (yang sering dikelirukan dengan kebudayaan Teotihuacan yang lebih tua. Kaum Aztek menggabungkan beberapa tradisi dicampurkan dengan tradisi mereka sendiri. Karena itu mereka mempunyai beberapa mitos penciptaan, satu darinya menggambarkan empat era sebelum dunia sekarang, kesemuanya berakhir dengan malapetaka. Era kelima akan kekal disebabkan pengorbanan hero kepada matahari. Dongeng ini dikaitkan dengan kota tua Teotihuacan, yang telah musnah ketika kaum Aztek tiba. Mitos yang lain menggambarkan dunia sebagai ciptaan dewa kembar, Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl. Tezcatlipoca kehilangan kakinya dalam proses ciptaan dunia dan semua gambaran dewa ini menggambarkan Tezcatlipoca tanpa kaki dan menampakkan tulang. Quetzalcoatl juga dikenali sebagai Tezcatlipoca Putih.Menurut legenda, mereka mengembara ke Lago de Texcoco di Meksiko Tengah dari suatu tempat di utara yang dikenali sebagai Aztlán. Mereka dipandu oleh dewa mereka Huitzilopochtli. Ketika mereka tiba di sebuah pulau di tengah danau, mereka melihat burung elang memakan seekor ular ketika bertengger di atas kaktus nopal, gambaran yang sesuai dengan ramalan yang menyuruh mereka membuat pemukiman baru di situ. Kaum Aztek membuat kota mereka yang dikenal sebagai Tenochtitlan. Tempat tersebut, pada masa sekarang merupakan pusat kota Meksiko. Burung Elang legendaris itu pun juga terdapat dalam bendera Meksiko.Kebudayaan suku Aztec mulai berkembang sejak suku Maya runtuh. Ketika orang orang Spanyol pertama kali melakukan kontak dengan orang-orang Aztec, mereka takjub dengan apa yang mereka lihat. Banyak masyarakat setempat tinggal di kota-kota megah yang dibangun di sekeliling piramida besar sebagai pusat upacara kesukuan mereka. Kekayaan dan kemegahan kalangan atas masyarakat Aztec tampaknya tidak tertandingi. Mereka takjub pada tingginya standar perkembangan sosial suku yang mereka anggap terpencil itu.
Namun begitu para penjelajah dari Spanyol itu harus berhadapan dengan satu tradisi yang sangat mengejutkan, pengorbanan jiwa manusia sangat marak dilakukan di kuil-kuil dan piramida-piramida. Suku Aztec melakukan satu bentuk praktik pengorbanan manusia yang sama dengan suku Maya, namun dalam intensitas yang lebih besar.
Orang-orang yang mereka jadikan sebagai korban persembahan adalah para tawanan perang dari suku-suku musuh yang berhasil mereka kalahkan. Namun tidak jarang pula, budak-budak dari daerah mereka sendiripun dikorbankan. Pembantaian bahkan sering dilakukan secara besar-besaran, terutama dalam rangka penyucian kuil-kuil yang baru dibangun, khusus untuk menghormati para dewa mereka. Hal ini terungkap saat dilakukan penggalian piramida-piramida besar di Meksiko, ditemukan ratusan kerangka terbukur dalam pondasi pondasi dengan posisi berlutut. Gambar gambar tengkorak dan kerangka manusia terlihat pada arsitektur bangunan mereka yang secara khusus didirikan dengan tujuan mempersembahkan korban manusia.
Beberapa ritual mengerikan nyaris tidak dapat dipahami. Dipercaya banyak dari korban dadanya dibelah dengan pisau batu dan jantungnya dicabut keluar hidup-hidup oleh imam agung mereka. Kemudian jantung itu diletakkan disebuah altar khusus sebagai korban persembahan, sementara jasad para korban dilemparkan melalui anak tangga piramida, bahkan terkadang dimakan hidup-hidup.
Dalam ritual lain yang dilakukan pada hari-hari penting berdasarkan kalender astronomi, biasanya para korban dikuliti hidup-hidup. Kemudian seorang imam akan mengambil kulit manusia itu dan memakainya selama sebulan penuh. Jenis ritual ini melambangbangkan kelahiran kembali. Hilangnya kulit manusia dianggap sebagai gambaran dari proses pembaruan seperti yang terjadi pada ular saat melepaskan kulit. Ular adalah mahluk yang dihormati oleh suku Aztec.
Seiring berlalunya waktu, nafsu suku Aztec terhadap darah semakin meningkat. Sepertinya kemakmuran yang semakin meningkat mengharuskan mereka meningkatkan korban persembahan buat para dewa mereka pula. Dibawah kuil-kuil yang dibangun belakangan, ditemukan sisa-sisa jasad manusia dalam jumlah yang lebih besar.
Satu kisah mengerikan dicatat oleh para penakluk dari Spanyol. Diceritakan pada saat mereka masuk di Tenochtitlan, pusat pemerintahan Aztec yang sekarang dikenal dengan kota Meksiko, mereka menemukan monumen yang seluruhnya dibangun dari tulang kerangka manusia. Sesuai perhitungan, diperkirakan monumen itu dibangun dari 125 ribu kerangka, disusun dalam satu pola geometris yang akurat.
Ketakjuban mistis terhadap kematian ini sepertinya kejam dan aneh bagi kita yang hidup di zaman modern, tetapi bisa jadi hal itu merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari budaya peradaban kuno di mana cara-cara hidup mereka telah berkembang selama beberapa ribu tahun secara terisolir dari apa yang dianggap sebagai dunia secara umum.
Kehancuran suku Aztec terjadi setelah berlangsungnya pertempuran hebat dengan penjelajah Spanyol di bawah pimpinan Cortez. Peperangan ini bisa dikatakan pembasmian suatu budaya yang sudah berkembang demikian pesat. Apakah kemenangan itu membuktikan bahwa tentara Spanyol lebih hebat dari pejuang Aztec?
Sepertinya tidak, dipercaya bahwa raja Aztec saat itu, Moctezuma, menyuruh pejuang-pejuang sukunya yang tangguh untuk menahan diri padahal mereka sangat mampu mengalahkan pendatang-pendatang asing di wilayah mereka sendiri. Penyerahan diri itu tak lepas dari sikap patuh Mozteczuma terhadapa ramalan kuno pendahulu mereka. Ramalan itu berbicara tentang kedatangan sekelompok orang di negeri dewa Quetzalcoatl mereka. Yang mana pemimpin kelompok itu akan menggunakan kebijakan dan kekuatan besar untuk membantu orang-orang Aztec dan Meksiko untuk memperoleh kejayaan yang lebih besar. Pemimpin kelompok itu dikenal sebagai “ular berbulu”, makhluk paling dihormati suku Aztec. Itu dijelaskan dalam kata yang sesuai dengan penampilannya, yaitu orang bersenjata dan berjanggut yang datang dari Timur – arah di mana matahari terbit.
Meski ramalan itu tampak akurat, dengan kedatangan orang-orang dari Spanyol, tetapi tentu hasilnya sangat berlawanan dengan apa yang diramalkan. Bukan kejayaan yang ditemui, justru kebudayaan bangsa Aztec menjadi hancur untuk selamanya karena penjelajah Spanyol menganggap bahwa mereka punya kewajiban memusnahkan setiap jejak dari suku yang dulunya begitu hebat.[]
Description: Suku Aztec Punya Ritual yang Mengerikan Rating: 3.5 Reviewer: Cerpen Horor ItemReviewed: Suku Aztec Punya Ritual yang Mengerikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar