Neil Armstrong
Neil Alden Armstrong (lahir di Ohio, Amerika Serikat, 5 Agustus 1930 – meninggal 25 Agustus 2012 pada umur 82 tahun) adalah seorang astronot, pilot uji coba, teknisi penerbangan, profesor universitas, dan Penerbang Laut Amerika Serikat. Ia merupakan orang pertama yang berjalan di Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Angkatan Laut Amerika Serikat dan pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, ia menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian Penerbangan Dryden, tempat ia mencatatkan hampir 900 penerbangan. Ia lulus dari Universitas Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.Sebagai peserta program penerbangan antariksa manusia Man In Space Soonest Angkatan Udara Amerika Serikat dan X-20 Dyna-Soar, Armstrong bergabung dengan Korps Astronot NASA tahun 1962. Penerbangan antariksa pertamanya adalah misi Gemini 8 NASA tahun 1966, yang saat itu ia menjadi pilot komandonya dan menjadi warga negara A.S. pertama di luar angkasa.[1] Pada misi ini, ia melakukan perapatan dua wahana antariksa berawak pertama bersama pilot David Scott.
Penerbangan antariksa kedua dan terakhir Armstrong adalah sebagai komandan misi pendaratan bulan Apollo 11 bulan Juli 1969. Pada misi ini, Armstrong dan Buzz Aldrin turun ke permukaan bulan dan menghabiskan 2½ jam menjelajahi Bulan, sementara Michael Collins tetap di orbit di dalam Modul Komando. Armstrong dihadiahkan Medali Kebebasan Presiden oleh Presiden Richard Nixon bersama Collins dan Aldrin, Medali Kehormatan Antariksa Kongres oleh Presiden Jimmy Carter tahun 1978, dan Medali Emas Kongres tahun 2009.
Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong meninggal dunia di Cincinnati, Ohio,[2] pada usia 82 tahun akibat komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.
Neil Armstrong lahir pada tanggal 5 Agustus 1930[3] di Wapakoneta, Ohio, dari pasangan Stephen Koenig Armstrong dan Viola Louise Engel.[4][5] Ia merupakan keturunan Skotlandia dan Jerman, dan memiliki dua adik, June dan Dean. Stephen Armstrong bekerja sebagai auditor[6] untuk pemerintah negara bagian Ohio, dan keluarganya berpindah-pindah ke 20 kota di Ohio pada 15 tahun pertama setelah kelahiran Armstrong. Kecintaannya untuk terbang tumbuh pada masa itu, berawal ketika ayahnya membawa Neil yang masih berusia 2 tahun ke Cleveland Air Races. Pada tanggal 20 Juli 1936, saat berusia 6 tahun, Armstrong merasakan terbang pertama kali dengan pesawat Ford Trimotor yang dijuluki "Tin Goose" bersama ayahnya di Warren, Ohio.[7]
Kepindahan terakhir ayahnya adalah ke Wapakoneta (Auglaize County) tahun 1944, tempat Neil belajar di Blume High School. Armstrong mulai mengambil les terbang di bandara county setempat, dan mendapat sertifikat terbangnya pada usia 15 tahun, sebelum mendapat surat izin mengemudi. Armstrong aktif di Kepanduan dan diberi pangkat Eagle Scout. Sebagai seorang dewasa, ia diberi penghargaan Distinguished Eagle Scout Award dan Silver Buffalo Award oleh Boy Scouts of America.[8] Pada tanggal 18 Juli 1969, ketika terbang ke arah Bulan di dalam Columbia, ia menyambut teman-temannya di gerakan Kepanduan: "Aku ingin menyampaikan salam kepada semua teman-temanku di gerakan Kepanduan di Farragut State Park di Idaho yang sedang mengikuti Jambore Nasional minggu ini; dan Apollo 11 berharap yang terbaik buat mereka. Houston: "Terima kasih, Apollo 11. Aku yakin meskipun mereka tidak mendengarnya, mereka akan mendengarnya melalui berita. Mereka akan sangat menghargainya."[9]
Tahun 1947, Armstrong mulai belajar teknik penerbangan di Universitas Purdue, tempat ia menjadi anggota Phi Delta Theta[10] dan Kappa Kappa Psi.[11] Ia adalah orang kedua dalam keluarganya yang masuk perguruan tinggi, dan diterima di Massachusetts Institute of Technology (MIT), tetapi satu-satunya insinyur yang ia kenal (yang juga kuliah di MIT) menyuruhnya agar tidak kuliah dengan memberitahu Armstrong bahwa tidak perlu pergi jauh-jauh ke Cambridge, Massachusetts untuk mendapat pendidikan yang layak.[12] Biaya pendidikannya dibantu oleh Holloway Plan – pendaftar yang berhasil melanjutkan studi selama dua tahun, diikuti tiga tahun beekrja di AL Amerika Serikat, kemudian menyelesaikan dua tahun sisanya di perguruan tinggi. Di Purdue, ia mendapat nilai rata-rata pada setiap pelajaran, dengan GPA yang naik turun selama delapan semester. Ia diberi gelar Bachelor of Science dalam bidang teknik penerbangan dari Universitas Purdue tahun 1955, dan Master of Science dalam bidang teknik penerbangan dari University of Southern California tahun 1970.[13] Armstrong mendapatkan gelar doktor kehormatan dari beberapa universitas.[14]
Panggilan untuk Armstrong dari Angkatan Laut tiba tanggal 26 Januari 1949, yang memintanya melapor ke Naval Air Station Pensacola untuk pelatihan penerbangan. Pelatihan ini berlangsung selama 18 bulan; saat itu ia dianggap mampu melakukan pendaratan di kapal induk USS Cabot dan USS Wright. Tanggal 16 Agustus 1950, dua minggu setelah ulang tahunnya ke-20, Armstrong dikirimi surat bahwa ia dinyatakan layak menjadi Penerbang Laut.[15]
Tugas pertamanya adalah di Fleet Aircraft Service Squadron 7 di NAS San Diego (sekarang NAS North Island). Dua bulan kemudian, ia dipindahkan ke skuadron jet Fighter Squadron 51 (VF-51) dan melakukan penerbangan pertamanya menggunakan pesawat jet F9F-2B Panther pada tanggal 5 Januari 1951. Bulan Juni, ia melakukan pendaratan jet pertamanya di USS Essex dan naik pangkat pada minggu yang sama dari Midshipman menjadi Ensign. Pada akhir bulan, Essex sudah berlayar dengan pesawat VF-51 ke Korea, tempat mereka bertugas sebagai pesawat penyerang darat.[16]
Armstrong melakukan misi pertamanya pada Perang Korea tanggal 29 Agustus 1951 sebagai pengawal pesawat mata-mata di atas Songjin.[17] Tanggal 3 September 1951, Armstrong menerbangkan pesawat mata-mata bersenjata di atas fasilitas transportasi dan penyimpanan utama di selatan desa Majon-ni, sebelah barat Wonsan; saat ia melakukan pengeboman rendah dengan kecepatan 350 mph (560 km/h), F9F Panther Armstrong ditembaki oleh senjata antipesawat. Ketika mencoba mengendalikan pesawat, Armstrong menabrak tiang pada ketinggian 20 kaki (6.1 m), yang merobek sayap kanan Panther sepanjang tiga kaki.[18]
Armstrong mampu membawa pesawat tersebut pulang, tetapi karena aileronnya hancur, melontarkan diri adalah pilihan satu-satunya untuk selamat. Ia berencana melontarkan diri di atas perairan dan menunggu helikopter penyelamat AL, dan diterbangkan ke lapangan udara dekat Pohang, sayang sekali kursi lontarnya malah tertiup ke darat.[19] Teman sekamarnya dari sekolah penerbangan menjemput Armstrong menggunakan jip; tidak diketahui lagi nasib bangkai No. 125122 F9F-2.[20]
Armstrong menerbangkan 78 misi di atas Korea selama 121 jam, kebanyakan pada bulan Januari 1952. Ia mendapat Air Medal untuk 20 misi pertempuran, Gold Star untuk 20 selanjutnya, dan Korean Service Medal dan Engagement Star.[21] Armstrong meninggalkan AL pada usia 22 tahun tanggal 23 Agustus 1952 dan menjadi seorang Lieutenant, Junior Grade di Pasukan Cadangan Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia mengundurkan diri dari Pasukan Cadangan AL tanggal 21 Oktober 1960.[22]
Sebagai pilot uji coba, Armstrong menjadi pilot proyek untuk varian F-100 Super Sabre A dan C, F-101 Voodoo, dan Lockheed F-104A Starfighter. Ia juga menerbangkan Bell X-1B, Bell X-5, North American X-15, F-105 Thunderchief, F-106 Delta Dart, B-47 Stratojet, KC-135 Stratotanker, dan merupakan satu dari delapan pilot elit yang terlibat dalam program kendaraan riset paraglider (Paresev).
Setelah bertugas untuk Angkatan Laut, Armstrong kembali ke Purdue dan berhasil mendapat nilai terbaik dalam empat semester selanjutnya. GPA akhirnya adalah 4,8 dari nilai tertinggi 6,0.[23] Ia masuk persaudaraan Phi Delta Theta setelah pulang dan menulis serta menyutradarai musikalnya sebagai bagian dari pertunjukan sandiwara mahasiswa; ia juga merupakan anggota Kappa Kappa Psi National Honorary Band Fraternity dan pemain bariton di Purdue All-American Marching Band. Armstrong lulus tahun 1955 dengan gelar Bachelor dalam bidang teknik penerbangan.[22]
Saat kuliah di Purdue, ia bertemu dengan Janet Elizabeth Shearon, yang sedang studi di bidang ekonomi rumah tangga. Menurut keduanya, mereka tidak benar-benar berpacaran, dan keduanya tidak mengingat detail pertunangan mereka, kecuali bahwa pertunangan tersebut terjadi ketika Armstrong bekerja di NACA Lewis Flight Propulsion Laboratory. Mereka menikah tanggal 28 Januari 1956 di Congregational Church di Wilmette, Illinois. Ketika ia pindah ke Edwards Air Force Base, ia tinggal di kuarter sarjana pangkalan tersebut, sementara Janet tinggal di distrik Westwood, Los Angeles. Setelah satu semester, mereka pindah ke rumah baru di Antelope Valley. Janet tidak pernah lulus kuliah, sesuatu yang kelak ia sesalkan dalam hidupnya.[24]
Pasangan ini dikaruniai tiga anak: Eric, Karen, dan Mark.[25] Bulan Juni 1961, Karen didiagnosis mengidap tumor ganas di bagian tengah barang otaknya; perawatan sinar-X memperlambat pertumbuhannya, tetapi kesehatannya memburuk sampai titik ketika ia tidak mampu lagi berjalan atau berbicara. Karen meninggal dunia akibat pneumonia, terkait kesehatannya yang melemah, pada tanggal 28 Januari 1962.[26]
Armstrong kemudian menyelesaikan kuliah Master of Science-nya dalam bidang teknik penerbangan di University of Southern California.
Setelah lulus dari Purdue, Armstrong memutuskan menjadi pilot uji coba penelitian eksperimental. Ia mendaftar ke National Advisory Committee for Aeronautics High-Speed Flight Station di Edwards Air Force Base; meski mereka tidak membuka lowongan, mereka meneruskan pendaftarannya ke Lewis Flight Propulsion Laboratory di Cleveland, Ohio, tempat Armstrong bekerja di Lewis Field pada bulan Maret 1955.[27] Karier Armstrong di Cleveland hanya beberapa bulan saja, dan pada Juli 1955, ia kembali ke Edwards AFB untuk pekerjaan barunya.[28]
Pada hari pertamanya diEdwards, Armstrong mendapat tugas pertamanya, yaitu menerbangkan pesawat pemburu selama peluncuran pesawat uji coba yang merupakan modifikasi pesawat pengebom. Ia juga menerbangkan modifikasi pesawat pengebom tersebut, dan pada salah satu misi ini, ia mengalami insiden terbang pertamanya di Edwards. Armstrongg berada di kursi kanan Boeing B-29 Superfortress pada tanggal 22 Maret 1956,[29] yang tugasnya melepaskan Douglas D-558-2 Skyrocket di udara. Armstrong menjadi pilot di kursi sebelah kanan, sementara komandan Stan Butchart, di kursi kiri, menerbangkan B-29.[30]
Ketika naik ke ketinggian 30.000 kaki (9.1 km), mesin nomor empat berhenti dan baling-balingnya mulai berputar bebas mengikuti aliran udara. Meski sudah menekan tombol yang akan menghentikan putaran baling-baling, Butchart melihat baling-baling melambat dan mulai berputar lagi, kali ini lebih cepat daripada mesin-mesin lainnya; jika berputar terlalu cepat, baling-baling akan lepas. Pesawat mereka memerlukan kecepatan udara 210 mph (338 km/h) untuk meluncurkan muatan Skyrocket-nya, dan B-29 tidak dapat mendarat dengan Skyrocket terpasang di perutnya. Armstrong dan Butchart membawa pesawat turun vertikal untuk menambah kecepatan, dan kemudian meluncurkan Skyrocket. Sesaat setelah peluncuran, baling-baling mesin nomor empat lepas. Serpihannya merusak mesin nomor tiga dan menghantam mesin nomor dua. Butchart dan Armstrong terpaksa mematikan mesin nomor tiga karena rusak, dan mesin nomor dua karena torsi yang diciptakannya. Mereka turun memutar perlahan dari ketinggian 30.000 kaki (9,000 m) memanfaatkan mesin nomor dua saja, dan mendarat dengan selamat.[31]
Penerbangan pertama Armstrong dengan pesawat roket adalah pada tanggal 15 Agustus 1957 menggunakan Bell X-1B menuju ketinggian 114 mil (183.5 km). Roda pendaratan hidung pesawat patah saat mendarat, yang sudah terjadi pada 12 penerbangan Bell X-1B sebelumnya akibat rancangan pesawat.[32] Ia kemudian menerbangkan North American X-15; Armstrong mampu menerbangkannya tujuh kali sebelum September 1962, dan pada penerbangan X-15 praakhirnya, ia mencapai ketinggian 207,500 kaki (0.063.246 km).[32]
Armstrong terlibat dalam sejumlah insiden yang terangkum dalam kabar burung di Edwards dan/atau tercatat dalam ingatan kolega-koleganya. Insiden pertama adalah penerbangan X-15 tanggal 20 April 1962, ketika Armstrong menguji sistem kendali penyesuaian sendiri. Ia terbang ke ketinggian 207,000 kaki (0 km), tertinggi sebelum terbang bersama Gemini 8, namun hidung pesawat terlalu lama dinaikkan saat turun, dan X-15 terlempar kembali ke atmosfer ke ketinggian 140.000 ft (43 km). Pada ketinggian tersebut, atmosfer begitu tipis sehingga permukaan aerodinamisnya tidak memberi efek apa-apa. Ia terbang melintasi landasan pendaratan dengan kecepatan Mach 3 (2.000 mph, atau 3.200 km/h), di ketinggian 100.000 kaki (30 km), dan mendarat 40 mil (64 km) di sebelah selatan Edwards (konon katanya ia terbang sampai stadion Rose Bowl). Setelah turun ke ketinggian yang cukup, ia memutar balik ke kawasan pendaratan, dan berhasil mendarat tanpa menabrak pepohonan Joshua di ujung selatan. Itulah penerbangan X-15 terpanjang baik dalam hal waktu dan jarak di darat.[33]
Empat hari kemudian, Armstrong terlibat dalam insiden kedua, ketika ia terbang untuk sekali saja bersama Chuck Yeager. Tugas mereka, dengan Lockheed T-33 Shooting Star, adalah mengevaluasi Smith Ranch Dry Lake untuk dipakai sebagai situs pendaratan darurat X-15. Dalam autobiografinya, Yeager menulis bahwa ia tahu dasar sungai tidak cocok untuk pendaratan setelah hujan baru-baru ini, tetapi Armstrong memaksa terbang. Saat mereka mencoba sentuh-dan-terbang, rodanya tertanam dan mereka harus menunggu untuk diselamatkan. Armstrong memberi versi lain dari cerita ini, yaitu Yeager tidak pernah mencoba memberitahunya dan mereka berhasil mendarat di sisi timur danau. Kemudian Yeager memberitahunya untuk mencoba lagi, kali ini agak lambat. Pada pendaratan kedua, mereka terperangkap dan menurut Armstrong, Yeager tertawa terbahak-bahak.[34]
Banyak pilot uji coba di Edwards memuji kemampuan teknik Armstrong. Milt Thompson berkata bahwa Armstrong adalah "orang yang secara teknis paling mampu dari semua pilot awal X-15." Bill Dana mengatakan Armstrong "memiliki pikiran yang menyerap segalanya seperti spon". Mereka yang pernah terbang untuk AU cenderung punya opini berbeda, khususnya Chuck Yeager dan Pete Knight yang tidak memiliki gelar teknik. Knight mengatakan bahwa pilot-teknisi terbang dengan cara yang "lebih mekanik daripada terbang sesungguhnya," dan menyebut hal ini sebagai alasan mengapa sejumlah pilot-teknisi terkena masalah: kemampuan terbang mereka tidak datang secara alami.[35]
Tanggal 21 Mei 1962, Armstrong terlibat dalam "Skandal Nellis". Ia dikirim untuk menginspeksi Delamar Dry Lake menggunakan Lockheed F-104 Starfighter untuk pendaratan darurat. Ia salah mengira ketinggiannya, dan tidak sadar bahwa roda pendaratannya belum dikeluarkan penuh. Saat ia mendarat, roda mulai masuk kembali. Armstrong menggunakan tenaga penuh untuk tidak jadi mendarat, namun sirip ventral dan pintu roda pendaratan menghantam tanah, sehingga merusak radio dan mengeluarkan cairan hidrolik. Tanpa komunikasi radio, Armstrong terbang ke Nellis Air Force Base, melewati menara pengawas, dan menggoyang-goyangkan sayapnya sebagai sinyal pendaratan tanpa radio. Kehilangan cairan hidrolik mengakibatkan ekor pesawat lepas, dan setelah mendarat, ia memegang kabel penahan yang terhubung dengan rantai utama, dan mengulurkannya sepanjang landasan.[36]
Perlu tiga puluh menit untuk mengosongkan landasan dan memasang kabel penahan tersebut. Armstrong menghubungi Edwards dan meminta seseorang menjemputnya. Milt Thompson dikirim dengan pesawat F-104B, pesawat berkursi dua satu-satuunya yang ada, tetapi belum pernah diterbangkan Thompson. Dengan susah payah, Thompson berhasil mencapai Nellis, namun angin lintas yang kuat mengakibatkan pendaratan keras sehingga meledakkan roda utama sebelah kiri. Landasan ditutup kembali untuk dikosongkan, dan Bill Dana dikirim ke Nellis dengan pesawat T-33 Shooting Star, dan ia hampir mendarat panjang — dan kantor operasi pangkalan Nellis memutuskan bahwa untuk mencegah masalah selanjutnya, lebih baik memulangkan awak darat ketiga pilot NASA tersebut ke Edwards.[37]
Armstrong terbang tujuh kali dengan X-15. Ia pernah mencapai ketinggian 207,500 kaki (0.1 km) dengan X-15-3,[38] dan kecepatan Mach 5,74 (4.000 mph atau 6.615 km/h) dengan X-15-1; ia meninggalkan Dryden Flight Research Center dengan total 2.400 jam terbang.[39] Sepanjang kariernya, ia telah menerbangkan lebih dari 200 model pesawat.[13]
Karier astronot
Belum jelas mengenai saat-saat menentukan dalam keputusan Armstrong untuk menjadi astronot. Pada tahun 1958, ia terpilih untuk mengikuti program Man In Space Soonest oleh Angkatan Udara AS. Bulan November 1960, Armstrong terpilih sebagai bagian dari kelompok konsultan pilot untuk Boeing X-20 Dyna-Soar, sebuah pesawat luar angkasa militer; dan pada 15 Maret 1962, ia dinyatakan sebagai satu dari enam pilot-teknisi yang akan menerbangkan pesawat tersebut setelah selesai dirancang.[40]Pada bulan-bulan setelah pengumuman bahwa formulir telah dikirim untuk kelompok kedua astronot NASA, Armstrong semakin tertarik dengan prospek program Apollo dan penyelidikan lingkungan penerbangan baru. Formulir astronot Armstrong datang seminggu setelah batas waktu 1 Juni 1962, tetapi Dick Day, teman dekat Armstrong saat bekerja di Edwards, yang bekerja di Manned Spacecraft Center, mengetahui keterlambatan datangnya formulir tersebut dan menyelipkannya ke tumpukan aplikasi tanpa ketahuan.[41] Di Brooks City-Base pada akhir Juni, Armstrong menjalani uji kesehatan yang kata para pendaftar lainnya menyakitkan dan tampak tidak ada gunanya.[42]
Deke Slayton memanggil Armstrong tanggal 13 September 1962 dan menanyakan apakah ia tertarik bergabung dengan NASA Astronaut Corps sebagai bagian dari "New Nine"; tanpa ragu-ragu, Armstrong menjawab ya. Seleksi masih dirahasiakan sampai tiga hari kemudian, meski laporan surat kabar sudah muncul sebelumnya bahwa ia akan terpilih sebagai "astronot sipil pertama".[43] Armstrong adalah satu dari dua pilot sipil yang terpilih untuk kelompok kedua, satu lagi adalah Elliot See, yang juga seorang Penerbang Laut seperti Armstrong.[1] Armstrong tidak menjadi warga sipil pertama yang terbang di luar angkasa, karena Rusia telah meluncurkan Vostok 6 tanggal 16 Juni 1963 yang mengangkut Valentina Tereshkova, seorang pekerja tekstil dan penerjun amatur.[44]
Program Gemini
Gemini 8
Pembagian tugas kru Gemini 8 diumumkan tanggal 20 September 1965, dengan Armstrong sebagai Pilot Komando dan David Scott sebagai Pilot. Scott adalah anggota pertama kelompok ketiga astronot yang menerima tugas awak tertinggi. Misi tersebut diluncurkan tanggal 16 Maret 1966; misi ini merupakan yang paling rumit, dengan pertemuan kembali dan perapatan dengan kendaraan target Agena yang tidak berawak, aktivitas luar kendaraan Amerika kedua oleh Scott. Totalnya, misi ini direncanakan berlangsung selama 75 jam dan 55 orbit. Setelah Agena lepas landas pukul 10 am EST, Titan II yang mengangkut Armstrong dan Scott meluncur pukul 11:41:02 EST, menempatkan mereka di orbit yang tepat untuk mengejar Agena.[45]Pertemuan kembali dan perapatan pertama antara kedua wahana antariksa berhasil diselesaikan setelah 6,5 jam di orbit.[46] Kontak dengan awak terganggu karena sedikitnya stasiun pelacak yang mencakup seluruh orbit mereka. Akibat kehilangan kontak dengan awak darat, pesawat yang merapat ini mulai berguling, dan Armstrong bersaha membetulkannya dengan Orbital Attitude and Maneuvering System (OAMS) di pesawat Gemini. Mengikuti saran Mission Control sebelumnya, mereka melepaskan diri, namun merasakan gulingan semakin kencang sampai-sampai mereka sempat berputar sekali per detik, yang berarti masalahnya ada di kendali perilaku Gemini. Armstrong memutuskan satu-satunya tindakan adalah menyalakan Reentry Control System (RCS) dan memadamkan OAMS. Aturan misi menyatakan bahwa setelah sistem ini dinyalakan, pesawat harus masuk kembali ke Bumi pada kesempatan memungkinkan selanjutnya. Kelak diketahui bahwa kerusakan kabel mengakibatkan salah satu mesin pendorong macet pada posisi nyala.[47]
Selama menjadi astronot, ada sejumlah orang, terutama Walter Cunningham, yang menyatakan secara terbuka bahwa Armstrong dan Scott mengabaikan prosedur malafungsi untuk insiden seperti itu, dan bahwa Armstrong mampu membatalkan misi apabila ia hanya menyalakan satu dari dua cincin RCS, sehingga bisa melakukan tugas misi dengan cincin sisanya. Kritik ini tidak berdasar; tidak ada prosedur malafungsi dan sangat memungkinkan untuk menyalakan kedua cincin RCS, bukan satu saja. Gene Kranz menulis, "awak bertindak seperti yang dilatih, dan mereka salah bertindak karena kami salah melatih mereka". Para perencana dan pengendali misi gagal mewujudkan bahwa ketika dua wahana dirapatkan bersama, mereka harus dianggap satu wahana.[48]
Armstrong sendiri depresi[49] karena misi tersebut dipotong, sehingga membatalkan sebagian besar tugas misi dan memberhentikan Scott dari tugas EVA.
Gemini 11
Tugas awak terakhir untuk Armstrong selama program Gemini adalah sebagai Pilot Komando cadangan untuk Gemini 11, diumumkan dua hari setelah pendaratan Gemini 8. Setelah dilatih untuk dua penerbangan, Armstrong sudah agak mengerti sistemnya dan lebih mendalami peran pengajarnya[50] for the rookie backup Pilot, William Anders. The launch was on September 12, 1966[51] bersama Pete Conrad dan Dick Gordon di dalam wahana, yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas misi, sementara Armstrong menjadi CAPCOM-nya.Setelah penerbangan tersebut, Presiden Lyndon B. Johnson meminta Armstrong dan istrinya ikut dalam tur jasa baik selama 24 hari di Amerika Selatan.[52] Dalam tur ini, yang berhenti di 11 negara dan 14 kota besar, ikut pula Dick Gordon, George Low, istri-istri mereka, dan pejabat pemerintahan lainnya. Di Paraguay, Armstrong membuat pejabat setempat terkesan karena menyambut mereka dengan bahasa setempat, Guarani;[53] di Brasil ia berbicara tentang eksploitasi Alberto Santos-Dumont kelahiran Brasil, yang dianggap mengalahkan Wright bersaudara dengan mesin terbang pertamanya, 14-bis.[54]
Program Apollo
Tanggal 27 Januari 1967, tanggal kebakaran Apollo 1, Armstrong sedang berada di Washington, D.C., bersama Gordon Cooper, Dick Gordon, Jim Lovell dan Scott Carpenter untuk penandatanganan Traktat Luar Angkasa PBB. Para astronot mengobrol bersama para pejabat yang hadir sampai pukul 18:45 saat Carpenter berangkat ke bandara, dan lainnya pulang ke Georgetown Inn, ketika masing-masing mereka mendapat pesan untuk menghubungi Manned Spacecraft Center. Selama panggilan telepon tersebut mereka mengetahui perihal kematian Gus Grissom, Ed White dan Roger Chaffee. Armstrong dan kelompoknya menghabiskan malam itu dengan minum scotch dan berdiskusi tentang apa yang terjadi.[55]Pada tanggal 5 April 1967, hari yang sama saat investigasi Apollo 1 merilis laporannya mengenai kebakaran tersebut, Armstrong bergabung dengan 17 astronot lainnya untuk pertemuan dengan Deke Slayton. Kata-kata yang pertama Slayton lontarkan adalah, "Orang-orang yang akan menerbangkan misi bulan pertama adalah orang-orang di ruangan ini."[56] Menurut Eugene Cernan, Armstrong tidak bereaksi terhadap pernyataan tersebut. Bagi Armstrong, itu bukanlah kejutan - ruangan tersebut dipenuhi veteran Proyek Gemini, orang-orang yang mampu menerbangkan misi bulan. Slayton berbicara tentang misi-misi selanjutnya dan menempatkan Armstrong ke awak cadangan Apollo 9, yang pada tahap tersebut direncanakan sebagai uji orbit menengah Bumi untuk gabungan Lunar Module-Command/Service Module. Setelah penundaan desain dan pembuatan Lunar Module (LM), Apollo 9 dan Apollo 8 bertukar awak. Berdasarkan skema rotasi awak normal, Armstrong akan memimpin Apollo 11.[57]
Untuk memberikan pengalaman pada astronot tentang bagaimana LM akan terbang pada pendaratan pertamanya, NASA mempekerjakan Bell Aircraft untuk membangun dua Lunar Landing Research Vehicle, yang kemudian dilengkapi dengan tiga Lunar Landing Training Vehicles (LLTV). Dijuluki "Flying Bedsteads", mereka membuat simulasi gravitasi Bulan yang hanya seperenam Bumi menggunakan mesin turbofan untuk membantu sisa lima per enam bobot wahana. tanggal 6 Mei 1968, sekitar 100 kaki (30 m) di atas tanah, kendali Armstrong mulai menurun dan LLTV mulai belok.[58] Ia melontarkan diri dengan selamat (analisis selanjutnya menyatakan bahwa apabila ia melontarkan diri 0,5 detik lagi, parasutnya takkan terbuka tepat waktu). Cedera yang dialaminya hanya akibat menggigit lidah sendiri. Meski ia hampir tewas, Armstrong bersikeras bahwa tanpa LLRV dan LLTV, pendaratan bulannya tidak akan berhasil, dan mereka memberi pengalaman berharga kepada para komandan mengenai perilaku wahana pendaratan bulan.[59]
Apollo 11
Setelah Armstrong menjadi komandan cadangan Apollo 8, Slayton menawarkan jabatan komandan Apollo 11 pada 23 Desember 1968, saat Apollo 8 mengorbit Bulan.[60] Dalam pertemuan yang tidak dipublikasikan sampai penerbitan biografi Armstrong tahun 2005, Slayton memberitahunya bahwa meski rencana awak wahana menyebut Armstrong sebagai komandan, pilot modul bulan Buzz Aldrin dan pilot modul komando Michael Collins, ia menawarkan kesempatan untuk mengganti Aldrin dengan Jim Lovell. Setelah berpikir seharian, Armstrong memberitahu Slayton ia akan tetap bersama Aldrin, karena tidak mengalami kesulitan bekerja dengannya dan mengira Lovell pantas mendapat tugas komandonya sendiri. Mengganti Aldrin dengan Lovell akan menjadikan Loevll Pilot Modul Bulan, secara tidak resmi anggota berpangkat terendah, dan Armstrong tidak dapat menempatkan Lovell, komandan Gemini 12, pada jabatan awak nomor 3.[61]Pada pertemuan bulan Maret 1969 antara Slayton, George Low, Bob Gilruth, dan Chris Kraft menentukan bahwa Armstrong akan menjadi orang pertama di Bulan, terutama karena manajemen NASA memandang Armstrong sebagai sosok yang tidak berego besar.[62] Sebuah konferensi pers digelar tanggal 14 April 1969 yang menampilkan rancangan kabin LM sebagai alasan Armstrong sebagai orang pertama; palka dibuka ke dalam dan ke kanan, sehingga sulit bagi pilot modul bulan, di sebelah kanan, untuk keluar pertama. Slayton menambahkan, "Kedua, murni berdasarkan protokol, saya melihat komandan harus menjadi orang pertama yang keluar... Saya mengubahnya sesaat setelah mengetahui mereka punya garis waktu yang memperlihatkannya. Bob Gilruth menyetujui keputusanku."[63] Pada pertemuan tersebut, keempat orang ini tidak tahu menahu perihal palka wahana. Informasi pertama tentang pertemuan di luar kelompok kecil ini muncul ketika Kraft menulis autobiografinya tahun 2001.[64]
Pada tanggal 16 Juli 1969, Armstrong menerima sebuah bulan sabit terbuat dari stirofoam dari pimpinan pad, Guenter Wendt, yang menyebutnya sebagai kunci menuju Bulan. Sepulang dari sana, Armstrong memberi Wendt tiket "taksi luar angkasa" "bagus untuk bepergian antara dua planet".[65]
Perjalanan ke Bulan
Pada peluncuran Apollo 11, denyutan jantung Armstrong mencapai 110 per menit.[66] Ia menganggap tahap pertama adalah yang paling ribut - lebih ribut daripada peluncuran Gemini 8 Titan II – dan Apollo CSM relatif lebih luas ketimbang kapsul Gemini. Kemampuan bergerak bebas ini diduga menjadi alasan mengapa tak satupun awak Apollo 11 menderita mabuk luar angkasa, sementara anggota awak-awak sebelumnya mabuk angkasa. Armstrong sangat senang, karena ia sudah biasa mengalami mabuk gerakan sejak kecil dan mengalami pusing setelah melakukan berbagai macam aerobatik.[67]Tugas Apollo 11 adalah mendarat dengan selamat alih-alih mendarat pas di satu titik tertentu. Tiga menit setelah roket bulan turun, Armstrong mengetahui bahwa kawah-kawah berlalu dua detik terlalu cepat, yang berarti Eagle akan mendarat mendahului zona pendaratan yang direncanakan sejauh beberapa mil.[68] Setelah radar pendaratan Eagle mencapai permukaan, sejumlah alarm kesalahan komputer menyala. Pertama adala alarm kode 1202, dan bahkan dengan pelatihan yang ekstensif, baik Armstrong atau Aldrin tidak tahu apa maksud kode ini. Mereka sempat menerima pesan dari CAPCOM di Houston bahwa alarm tersebut bukan masalah; alarm 1202 dan 1201 diakibatkan oleh kelebihan tugas pada komputer modul bulan. Seperti kata Buzz Aldrin dalam dokumenter In the Shadow of the Moon, keadaan kelebihan tugas ini diakibatkan oleh pilihannya sendiri yang kontra daftar tugas untuk meninggalkan radar perapatan selama proses pendaratan, sehingga komputer perlu memproses data radar yang tidak perlu dan tidak punya cukup waktu untuk mengeksekusi semua tugas, dan mengabaikan tugas berprioritas rendah. Aldrin menyatakan bahwa ia melakukan hal tersebut dengan tujuan memfasilitasi perapatan kembali dengan CM jika terjadi pembatalan, tanpa mengetahui akan terjadi kondisi kelebihan tugas.[rujukan?]
Ketika Armstrong mengetahui mereka terbang menuju kawasan pendaratan yang ia anggap tidak aman, ia mengambil alih kendali manual LM, dan berusaha mencari daerah yang agak aman, lebih lama daripada yang diperkirakan, dan lebih lama daripada beberapa simulasi yang dilakukan.[69] Karena itu, muncul kekhawatiran dari Mission Control bahwa LM terus kehabisan bahan bakar.[70] Setelah mendarat, Aldrin dan Armstrong percaya bahwa mereka punya bahan bakar untuk 40 detik selanjutnya, termasuk 20 detik yang harus dihemat andai terjadi pembatalan.[71] Saat latihan, Armstrong mendaratkan LLTV dengan sisa bahan bakar 15 detik , dan ia juga yakin LM mampu bertahan jika dijatuhkan vertikal dari ketinggian 50 kaki (15 m) jika perlu. Analisis pascamisi memperlihatkan bahwa saat mendarat, masih ada sisa pembakaran selama 45 sampai 50 detik.[72]
Pendaratan di permukaan bulan terjadi pukul 20:17:39 UTC tanggal 20 Juli 1969.[73] Ketika sebuah sensor yang terpasang dengan kaki Modul Bulan yang masih mengambang bersentuhan dengan bulan, lampu panel di dalam LM menyala dan Aldrin berkata, "Contact light". Saat LM mendarat di permukaan, Aldrin berkata, "Okay. Engine stop," dan Armstrong berkata, "Shutdown". Kata-kata pertama yang sengaja Armstrong lontarkan ke Mission Control dan seluruh dunia dari permukaan bulan adalah, "Houston, Tranquility Base here. The Eagle has landed". Aldrin dan Armstrong merayakannya dengan jabat tangan dan tepuk bahu singkat sebelum kembali mengecek daftar tugas yang diperlukan untuk mempersiapkan modul bulan lepas landas dari Bulan andai terjadi keadaan darurat pada masa-masa awal berada di permukaan Bulan.[74][75][76] Saat pendaratan kritis tersebut, satu-satunya pesan dari Houston adalah "30 seconds", yang berarti jumlah bahan bakar tersisa. Ketika Armstrong mengkonfirmasi pendaratan, Houston merasa khawatir saat pendaratan manual tersebut dengan mengatakan, "You got a bunch of guys about to turn blue. We're breathing again".[71]
Pijakan pertama di Bulan
|
|||||
Kesulitan mendengarkan berkas ini? Lihat bantuan. |
Di bawah tangga, Armstrong berkata, "Aku akan keluar dari LEM sekarang" (yang berarti Apollo Lunar Module). Ia kemudian berbalik dan memijakkan sepatu kirinya di permukaan pada pukul 2:56 UTC, 21 Juli 1969,[77] dan mengucapkan kalimat terkenal, "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia. Satu lompatan besar bagi umat manusia.")[78]
Sudah lama diklaim bahwa analisis akustik rekaman menguak keberadaan "a" yang hilang;[78][81] Peter Shann Ford, seorang programer komputer Australia, melakukan analisis audio digital dan mengklaim bahwa Armstrong memang mengatakan "a man", tetapi "a"-nya tidak terekam karena keterbatasan teknologi komunikasi pada masa itu.[78][82][83] Ford dan James R. Hansen, biografer resmi Armstrong, memaparkan penemuan ini ke Armstrong dan perwakilan NASA, yang melakukan analisis mereka sendiri.[84] Artikel Ford diterbitkan di situs web Ford alih-alih di jurnal ilmiah tinjauan mitra, dan pakar bahasa David Beaver dan Mark Liberman menyatakan skeptisisme mereka atas klaim Ford melalui blog Language Log.[85] Meski Armstrong menganggap analisis Ford "persuasif",[86] ia menyatakan lebih suka kutipan tertulisnya menyertakan "a" dalam tanda kurung.[87]
Ketika Armstrong melakukan proklamasinya, Voice of America disiarkan kembali langsung melalui BBC dan stasiun-stasiun lain di seluruh dunia. Perkiraan penonton global mencapai 450 juta orang,[88] dari total populasi dunia 3,631 miliar jiwa.[89]
Sekitar 20 menit setelah pijakan pertama, Aldrin bergabung dengan Armstrong ke permukaan dan menjadi orang kedua yang berjalan di Bulan, dan keduanya memulai tugas mereka menyelidiki sebagaimana mudahkah seseorang bergerak di permukaan bulan. Sebelum itu, mereka mengeluarkan plakat yang memperingati penerbangan mereka, dan juga menancapkan bendera Amerika Serikat. Bendera yang dipakai dalam misi ini memiliki kawat besi yang membuat bendera membentang horizontal dari tiangnya. Karena kawat tersebut tidak tertarik penuh, bendera tersebut agak terlipat dan bengkok selama perjalanan hingga akhirnya tampak bergelombang, seolah-olah ada angin di Bulan.[90] Sesaat setelah penancapan bendera, Presiden Richard Nixon menghubungi mereka melalui telepon dari kantornya. Presiden berbicara selama semenit, dan dijawab Armstrong selama 30 detik.[91]
Dalam seluruh catatan foto Apollo 11, hanya ada lima gambar Armstrong setengah badan atau terpantul. Misi ini direncanakan berlangsung satu menit, dengan sebagian besar tugas fotografi dilakukan Armtrong dengan sebuah kamera Hasselblad.[92]
Setelah membantu menyusun Early Apollo Scientific Experiment Package, Armstrong berjalan di daerah yang saat ini bernama East Crater, 65 yard (59 m) sebelah timur LM, jarak terjauh yang ditempuh dari LM pada misi ini. Tugas akhir Armstrong adalah meninggalkan paket kecil berisi barang-barang peringatan kepada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov, dan astronot Apollo 1 Gus Grissom, Ed White dan Roger B. Chaffee. Waktu yang dihabiskan saat EVA selama misi Apollo 11 adalah sekitar dua setengah jam, waktu terpendek dari keenam misi pendaratan bulan Apollo;[93] masing-masing dari kelima pendaratan diberi waktu lebih lama untuk aktivitas EVA – awak Apollo 17, sebagai perbandingan, menghabiskan 22 jam menjelajahi permukaan Bulan.[93]
Pulang ke Bumi
Setelah mereka masuk kembali ke LM, palkanya ditutup dan disegel. Saat bersiap untuk lepas landas dari permukaan bulan, Armstrong dan Aldrin, sambil mengenakan pakaian luar angkasanya, menemukan bahwa mereka telah mematahkan tombol penyala roket untuk naik; dengan memanfaatkan pulpen, mereka menekan pemutus sirkuit untuk memulai urutan peluncuran wahana.[94] Modul Bulan kemudian melakukan pertemuan kembali dan merapat dengan Columbia, modul komando dan servis. Ketiga astronot pulang ke Bumi dan jatuh di Samudra Pasifik. Mereka dijemput oleh USS Hornet (CV-12).[95]Setelah dilepaskan dari karantina selama 18 hari untuk menjamin bahwa mereka tidak membawa infeksi atau penyakit apapun dari Bulan, awak Apollo 11 diarak ke seluruh Amerika Serikat dan dunia sebagai bagian dari tur "Giant Leap" selama 45 hari. Armstrong kemudian berpartisipasi dalam acara USO Bob Hope tahun 1969, termasuk tur ke Vietnam.[96]
Bulan Mei 1970, Armstrong berangkat ke Uni Soviet untuk berpidato dalam konferensi tahunan Komite Riset Antariksa Internasional ke-13; setelah tiba di Leningrad dari Polandia, ia pergi ke Moskow dan bertemu Premier Alexei Kosygin. Ia adalah orang Barat pertama yang melihat pesawat supersonik Tupolev Tu-144 dan diajak tur keliling Yuri Gagarin Cosmonaut Training Center, yang kata Armstrong "agak berbau Victoria".[97] Pada akhir hari itu, ia dikejutkan dengan pemutaran video tunda peluncuran Soyuz 9 – Armstrong belum tahu bahwa misi tersebut pernah terjadi, meski Valentina Tereshkova menjadi pembawa acara dan suaminya, Andriyan Nikolayev, ada di dalamnya.[98]
Kehidupan pasca-Apollo
Pengajaran
Setelah penerbangan Apollo 11, Armstrong mengumumkan bahwa ia tidak berencana terbang lagi ke luar angkasa.[99] Ia ditunjuk sebagai Deputy Associate Administrator untuk penerbangan di Office of Advanced Research and Technology, Advanced Research Projects Agency (ARPA), tetapi setahun setelah menjabat, ia mengundurkan diri dari ARPA dan NASA pada tahun 1971.[100]Ia mendapatkan jabatan mengajar di Departemen Teknik Penerbangan Universitas Cincinnati,[101] setelah memutuskan memilih Cincinnati daripada universitas lain, termasuk alma maternya, Purdue, karena memiliki departemen penerbangan yang kecil; ia berharap para anggota fakultas tidak sebal mengetahui ia langsung menjadi profesor dengan gelar master dari USC.[102] Armstrong memulai pekerjaan tersebut saat ditempatkan di Edwards beberapa tahun sebelumnya, dan menyelesaikannya setelah Apollo 11 dengan mengeluarkan laporan tentang berbagai macam aspek Apollo, alih-alih tesis tentang simulasi penerbangan hipersonik. Jabatan resmi yang ia dapatkan di Cincinnati adalah Profesor Teknik Penerbangan Universitas. Setelah mengajar selama delapan tahun, ia mengunndurkan diri tahun 1979 tanpa menyebutkan alasan apapun.[103]
Penyelidikan kecelakaan NASA
Armstrong terlibat dalam dua investigasi kecelakaan pesawat antariksa. Yang pertama adalah pada tahun 1970, setelah Apollo 13, ketika menjadi bagian dari panele Edgar Cortwright, ia memaparkan kronologi rinci penerbangan tersebut. Armstrong secara pribadi menentang rekomendasi laporan untuk merancang ulang tangki oksigen modul servis, sumber ledakan Apollo 13.[104] Tahun 1986, Presiden Ronald Reagan menunjuknya menjadi bagian dari Komisi Rogers yang menyelidiki bencana Challenger tahun itu. Sebagai wakil ketua, Armstrong bertugas pada sisi operasional komisi.[105]Aktivitas bisnis
Setelah mengundurkan diri dari NASA tahun 1971, ia menolak semua tawaran dari berbagai bisnis untuk menjadi juru bicara. Perusahaan pertama yang berhasil mendekatinya adalah Chrysler, yang menawarkannya muncul di iklan-iklan mereka mulai Januari 1979. Armstrong berpikir mereka punya divisi teknik yang kuat, ditambah mereka sedang mengalami kesulitan finansial. Ia menjadi juru bicara untuk perusahaan-perusahaan lain, seperti General Time Corporation dan Bankers Association of America. Ia menjadi juru bicara untuk perusahaan Amerika Serikat saja.[106]Selain juru bicara, ia juga menjabat di dewan direktur beberapa perusahaan, termasuk Marathon Oil, Learjet, Cinergy (Cincinnati Gas & Electric Company), Taft Broadcasting, United Airlines, Eaton Corporation, AIL Systems, dan Thiokol.[107] Ia bergabung dengan dewan Thiokol setelah menjabat di dewan Rogers Commission; wahana antariksa Challenger meledak akibat terjadi masalah pada pendorong roket padat buatan Thiokol. Ia mengundurkan diri sebagia ketua dewan EDO Corporation tahun 2002.[108]
Kehidupan pribadi
Armstrong didekati oleh kelompok politik dari kedua kutub politik setelah karier astronotnya. Tidak seperti mantan astronot dan Senator Amerika Serikat John Glenn dan Harrison Schmitt, Armstrong menolak semua tawaran. Secara pribadi ia lebih memilih hak negara dan menentang tindakan Amerika Serikat sebagai "polisi dunia".[109]Pada akhir 1950-an, Armstrong mendaftar di gereja Methodis setempat untuk memimpin pasukan Kepanduan Laki-Laki. Ketika ditanyakan afiliasi keagamaannya, ia menyebut dirinya seorang Deis.[110] Pandangan agama Neil berbeda dibandingkan dengan ibunya yang sangat religius, yang membuatnya sangat sedih dan tertekan pada akhir hidupnya.[111]
Pada tahun 1972, Armstrong disambut masuk kota Langholm, Skotlandia, ibu kota tradisional Klan Armstrong; ia dijadikan tokoh utama burgh ini, dan dengan senang hati menyebut kota tersebut rumahnya.[112] Justice of the Peace dibacakan dari sebuah hukum berusia 400 tahun yang mewajibkan semua Armstrong di kota itu digantung.[113]
Pada musim gugur 1979, Armstrong sedang bekerja di peternakannya dekat Lebanon, Ohio. Saat ia melompat keluar dari belakang truk gandumnya, cincin pernikahannya tersangkut di ban, sehingga merobek ujung jari manisnya. Armstrong mengambil potongan tersebut dan menutupinya dengan es. Potongan tersebut disambung kembali oleh dokter bedah di Jewish Hospital di Louisville, Kentucky.[114] Bulan Februari 1991, setahun setelah ayahnya meninggal dunia, dan sembilan bulan setelah ibunya meninggal dunia, Armstrong mengalami serangan jantung ringan saat berski dengan teman-temannya di Aspen, Colorado.[115]
Armstrong menikah dengan istri pertamanya, Janet Shearon tanggal 28 Juni 1956. Anak mereka, Eric, lahir tahun 1957, diikuti Karen tahun 1959. Sayangnya, Karen meninggal dunia akibat komplikasi terkait tumor otak yang tidak dapat dioperasi pada bulan Januari 1962. Tahun selanjutnya, keluarga Armstrong dikaruniai anak ketiga, Mark.[116] Istri pertama Armstrong, Janet, menceraikannya pada tahun 1994, setelah 38 tahun menikah.[117] Ia bertemu istri keduanya, Carol Held Knight, tahun 1992 pada sebuah turnamen golf, ketika mereka duduk bersama di meja makan. Ia berbicara sedikit dengan Armstrong, tetapi dua minggu kemudian ia ditelepon Armstrong yang bertanya apa yang sedang ia lakukan—Janet menjawab ia sedang menebang pohon ceri; 35 menit kemudian Armstrong datang membantunya. Mereka menikah tanggal 12 Juni 1994 di Ohio dan mengadakan upacara kedua di San Ysidro Ranch, California. Mereka menetap di Indian Hill, Ohio.[118]
Setelah 1994, Armstrong menolak semua permintaan tanda tangan karena ia mengetahui bahwa barang-barang yang ditandatanganinya dijual dengan nilai besar dan banyak terjadi pemalsuan tanda tangannya; semua permintaan yang dikirim kepadanya mendapat balasan surat formulir yang berisikan bahwa ia tidak lagi memberi tanda tangan. Meski kebijakan tanpa tanda tangannya lumayan terkenal, penulis Andrew Smith melihat orang-orang di 2002 Reno Air Races mencoba mendapatkan tanda tangannya, dengan salah seorang penonton mengklaim, "Jika Anda menyodorkan sesuatu begitu dekat dengan wajahnya, ia bakal tanda tangan."[119] Ia juga berhenti mengirimkan surat selamat kepada anggota Eagle Scouts baru, karena ia percaya surat-surat tersebut harus berasal dari orang yang tahu gerakan tersebut secara pribadi.[120]
Pemakaian nama, gambar, dan kutipan Armstrong yang terkenal memberinya banyak masalah selama bertahun-tahun. MTV ingin memakai kutipannya untuk iklan yang menampilkan pendaratan Apollo 11 ketika diluncurkan tahun 1981, tetapi ia menolak.[121] Armstrong menuntut Hallmark Cards pada tahun 1994 setelah mereka memakai namanya dan rekaman kutipan "one small step" dalam sebuah ornamen Natal tanpa izin. Tuntutan ini diselesaikan di luar pengadilan[122] dengan nilai uang yang dirahasiakan dan disumbangkan Armstrong ke Purdue.[123]
Pada bulan Mei 2005, Armstrong kembali terlibat dalam tuntutan hukum dengan tukang cukur langganannya selama 20 tahun, Mark Sizemore. Setelah memangkas rambut Armstrong, Sizemore menjual sebagian ke seorang kolektor dengan nilai $3.000 tanpa seizin Armstrong.[124] Armstrong mengancam tuntutan hukum kecuali Sizemore mengembalikan rambutnya atau menyumbang hasilnya ke badan amal pilihan Armstrong. Sizemore, tidak mampu mengembalikan rambut tersebut, memutuskan menyumbang hasilnya ke badan amal tersebut.[125]
Kesehatan dan kematian
Armstrong menjalani operasi tanggal 7 Agustus 2012 untuk membebaskan arteri koronernya.[126] Ia meninggal dunia tanggal 25 Agustus 2012 di Cincinnati, Ohio,[2] setelah mengalami komplikasi akibat berbagai prosedur kardiovaskuler tersebut. Beberapa jam kemudian, Presiden Barack Obama merilis pernyataan mengenai kematian Armstrong dan menyebutnya sebagai "salah seorang terhebat di antara pahlawan-pahlawan Amerika Serikat – tidak hanya pada masanya, namun sepanjang masa."[127][128] Menurut pernyataan Gedung Putih, Obama menambahkan bahwa ia, bersama awak Apollo 11, membawa aspirasi warga negara Amerika Serikat dan bahwa Armstrong berhasil melakukan "prestasi umat manusia yang takkan pernah dilupakan."[129]Keluarga Armstrong juga mengeluarkan pernyataan bahwa "[ia adalah seorang] pahlawan Amerika Serikat yang rendah hati [dan] melayani negaranya dengan bangga, sebagai pilot tempur angkatan laut, pilot uji coba, dan astronot. Sementara kami berduka atas kehilangan sosok yang sangat baik ini, kami juga merayakan kehidupannya yang luar biasa dan berharap ia bisa menjadi contoh bagi para pemuda di seluruh dunia untuk bekerja keras mewujudkan mimpi-mimpi mereka, terus menjelajahi dan mendorong batas, dan melayani suatu tujuan yang lebih besar dari diri mereka."[130]
Kolega Armstrong pada misi Apollo 11, Buzz Aldrin, berkomentar bahwa ia "sangat sedih mengetahui kematiannya. Aku turut berduka bersama jutaan orang lainnya atas kematian seorang pahlawan sejati Amerika Serikat dan pilot terbaik yang pernah kukenal."[131][132] Pilot modul komando Michael Collins berkata, "Ia adalah yang terbaik, dan aku akan sangat merindukannya."[133] Administrator NASA Charles Bolden berkata bahwa Armstrong akan "terus diingat karena mengambil langkah kecil pertama umat manusia di dunia yang bukan milik kita".[134][135]
Keluarga Armstrong juga menyatakan, "Kepada semua orang yang bertanya apa yang bisa mereka lakukan untuk menghormati Neil, kami punya permintaan sederhana. Contohlah kegigihannya, prestasinya, dan kerendahan hatinya, dan saat kalian berjalan di luar pada malam hari yang cerah dan melihat bulan tersenyum kepadamu, bayangkan Neil Armstrong dan kedipkan matamu ke bulan."[130] Pernyataan ini memunculkan berbagai respon, termasuk tagar Twitter "#WinkAtTheMoon".[136]
Warisan
Armstrong mendapat banyak penghormatan dan penghargaan, termasuk Presidential Medal of Freedom, Congressional Space Medal of Honor, Robert H. Goddard Memorial Trophy, Sylvanus Thayer Award, Collier Trophy dari National Aeronautics Association, dan Congressional Gold Medal. Kawan bulan Armstrong, 31 mi (50 km) dari situs pendaratan Apollo 11, dan asteroid 6469 Armstrong[137] diberi nama sebagai bentuk penghormatan. Armstrong juga masuk dalam Aerospace Walk of Honor dan United States Astronaut Hall of Fame.[138][139] Armstrong dan awak Apollo 11 merupakan penerima Langley Gold Medal dari Smithsonian Institution tahun 1999.Di seluruh Amerika Serikat, banyak sekolah dasar dan menengah yang diberi nama Neil Armstrong sebagai bentuk penghormatan kepadanya,[140] dan banyak tempat di dunia memiliki jalan, bangunan, sekolah, dan tempat yang diberi nama Armstrong dan/atau Apollo.[141] Pada tahun 1969, penulis lagu rakyat dan penyanyi John Stewart merekam "Armstrong", sebagai penghormatan kepada Armstrong dan pijakan pertamanya di Bulan. Universitas Purdue mengumumkan pada Oktober 2004 bahwa gedung teknik barunya akan diberi nama Neil Armstrong Hall of Engineering in his honor;[142] gedung ini memakan biaya $53,2 juta dan dibuka tanggal 27 Oktober 2007 pada upacara yang dihadiri Armstrong dan empat belas Astronot Purdue lainnya.[143] Tahun 1971, Armstrong mendapat penghargaan Sylvanus Thayer Award dari Akademi Militer Amerika Serikat di West Point atas jasanya kepada negara.[144] Neil Armstrong Air and Space Museum terletak di kampung halamannya, Wapakoneta, Ohio, meski tidak ada hubungan resmi dengan Armstrong dan bandara New Knoxville tempat ia mengambil les terbang diberi nama Neil Armstrong.[145]
Biografi resmi Armstrong, First Man: The Life of Neil A. Armstrong, diterbitkan tahun 2005. Selama bertahun-tahun, Armstrong menolak tawaran biografi dari para penulis seperti Stephen Ambrose dan James A. Michener, tetapi setuju bekerja sama dengan James R. Hansen setelah membaca salah satu biografi karya Hansen.[146]
Dalam survei Space Foundation tahun 2010, Armstrong merupakan pahlawan antariksa paling populer #1.[147]
Pers sering menanyai Armstrong tentang pandangannya terhadap masa depan penerbangan antariksa. Pada tahun 2005, Armstrong mengatakan bahwa sebuah misi berawak ke Mars akan lebih mudah daripada tantangan bulan tahun 1960-an: "Saya rasa bahwa meskipun banyak pertanyaan sulit yang diajukan, pertanyaan tersebut tidak sesulit dan sebanyak yang kami hadapi saat kami memulai [program antariksa] Apollo tahun 1961." Pada tahun 2010, ia melontarkan kritik terbuka yang langka terhadap keputusan pembatalan kendaraan peluncur Ares 1 dan program pendaratan bulan Constellation.[148] Dalam surat terbuka yang juga ditandatangani veteran Apollo Jim Lovell dan Gene Cernan, ia menulis, "Untuk Amerika Serikat, bangsa pemimpin penjelajahan antariksa selama hampir setengah abad, tanpa turun ke orbit rendah Bumi dan tanpa kemampuan penjelajahan manusia melampaui orbit Bumi untuk waktu yang tidak ditentukan, menentukan bangsa kita untuk menjadi satu dari bangsa kedua atau ketiga".[149] Armstrong juga secara terbuka menyatakan kekhawatiran awalnya mengenai misi Apollo 11, yang ia yakini punya 50% kemungkinan mendarat di bulan. "Saya sangat terkejut misi ini berhasil," katanya kemudian.[150]
Tanggal 18 November 2010, pada usia 80 tahun, Armstrong mengatakan dalam pidato Science & Technology Summit di Den Haag, Belanda, bahwa ia mau menawarkan jasanya sebagai komandan dalam misi penerbangan ke Mars jika diminta.[151]
ini saya Coppas Dari wikipedia,maaf soalnya saya hanya ingin mengshare biografi,tetapi semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar