Di Balik Proyek Virgin Galactic
Pesawat luar angkasa Virgin (Foto: Virginmedia.com)
Memang, itu masih cetak biru yang hendak direalisasikan. Hal pertama yang akan dilihat di bandara yang disebut Mojave Air & Space Port itu ialah sejumlah pesa-wat komersial yang diparkir di bawah terik sinar matahari gurun pasir. Iklim di daerah itu merupakan lokasi yang tepat bagi manufaktur pesawat untuk menyimpan armada terbang mereka.
Lokasi itu lima mil dari Tehachapi Pass Wind Farm, pembangkit listrik tenaga angin terbesar kedua di dunia dengan 5.000 turbin angin. Pemandangan di sana tampaknya telah menginspirasi pengusaha luar biasa dan para pemikir yang menggerakkan industri alternatif. Salah satunya tentu Spaceship Company yang memiliki workshop pembuatan pesawat ulang-alik.
Pesawat ulang-alik ini dibuat dari serat karbot yang diberi tenaga dari gas dan nilon daur ulang.Pesawat itu dapat meluncur lurus ke bumi setelah melakukan penjelajahan antariksa. Sir Richard Branson pemilik Virgin Galactic bukanlah satu-satunya perusahaan yang mengincar pasar wisata antariksa secara serius. Ada beberapa pesaing,termasuk Sir Norman Foster yang mendesain bandara Spaceport America di New Meksiko.
Virgin Galactic hampir mendekati tekadnya untuk merealisasikan mimpi bahwa orang-orang biasa dapat melakukan perjalanan antariksa. Cukup membayar 140.000 poundsterling (Rp1,9 miliar) untuk melakukan perjalanan antariksa. “New Meksiko telah mengesahkan undang-undang pada Maret untuk mengizinkan peserta yang serius dalam program wisata antariksa,” papar Will Whitehorn, mewakili Virgin Galactic.
“Saat ini, berdasar regulasi Amerika Serikat, orang-orang ini dapat berpartisipasi dalam program antariksa tersebut”. Menurut Virgin Galactic, baru 500 orang yang pernah berada di antariksa sejak 1961-an melalui berbagai program pemerintah di sejumlah negara.Virgin Galactic bertekad membawa 500 orang pada tahun pertama perusahaan wisata antariksa itu mulai beroperasi.
Untuk mencapai target tersebut, Virgin Galactic memerlukan satu armada pesawat antariksa yang dapat membawa wisatawan menuju ketinggian 50.000 kaki pada hari peluncuran pertama. Rencana ini dibuat Spaceship Company, perusahaan patungan antara Virgin Galactic dan Scaled Composites yang berbasis di Mojave.
Mereka akan membangun tiga pesawat peluncuran dan lima pesawat ulang-alik.Ini sesuai upaya Virgin Galactic membawa wisatawan menuju ruang sub-orbit pada tahun 2012.Virgin Galactic juga menargetkan tiga kali pener-bangan setiap hari menuju antariksa.
Virgin Group, konglomerasi usaha milik Richard Branson, akan memulai trayek penerbangan luar angkasa mereka tahun ini. Melalui bendera Virgin Galactic, maskapai perjalanan antariksa pertama di dunia, layanan komersil ini akan dimulai pada awal 2013.
Seperti dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa (28/2/2012) Virgin
Galactic sudah mengantongi 500 calon penumpang trayek sub-orbital yang
mereka operasikan. Penerbangan akan dilakukan oleh pesawat luar angkasa
SpaceShipTwo yang bisa menampung enam penumpang dan dua pilot.
Pesawat ini dibangun dan diuji coba oleh Scaled Composite milik pabrikan
Northtrop Grummman yang biasa membuat jet tempur. Saat ini SpaceShipTwo
tengah melakukan serangkaian uji coba di area milik Scaled Composites,
di Gurun Mojave, California. "Kami berharap roket bisa dipasang dalam
waktu dekat dan penerbangan perdana bisa dilakukan akhir tahun," kata
Kepala Pilot Virgin Galactic, David Mackay, kemarin.
Wisata penerbangan sub-orbital ini akan menelan biaya US$ 200 ribu atau
sekitar Rp 1,8 miliar per orang. Dengan ketinggian 68 mil, para
penumpang akan merasakan suasana di ruang angkasa, termasuk pengalaman
melayang tanpa gravitasi.
"Banyak hal yang bisa dilakukan," kata Astronot Neil Armstrong di
acara konferensi tahunan para peneliti dan pegiat ruang angkasa.
Armstrong ialah astronot yang turut dalam perjalanan perdana Lembaga
Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada 20 Juli 1969 dengan pesawat Apollo
11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar